Wednesday, November 18, 2020

Amar Ma'ruf Nahi Munkar

 Pengakuan Dr. Ani Hasibuan (alumni FKUI tentang Habib Rizieq Syihab


HABIB RIZIEQ DI MATA SAYA


Tahun 99 Akhir, Saya Masih Muda Belia, Ditugaskan Di Anyer, Serang, Waktu Itu Masih Jawa Barat.

Sebagai Kepala Puskesmas, di salah satu Kecamatan disana.


Dalam kapasitas sebagai Kepala Puskesmas,

saya membuat semacam "Tour Of Duty," di lingkup Puskesmas, sehingga tiap petugas mendapat pengalaman bekerja di berbagai Divisi, termasuklah saya, yang saban Rabu ambil jatah dinas di Balai Pengobatan.


Saya waktu itu mengawali debut saya di PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat), dengan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi, saban Rabu Balai Pengobatan PKM Kami banyak didatangi wanita-2

(Saya gak mau bilang mereka gadis-2),

yang Astaghfirullah,

mengeluhkan gangguan kelamin

Alias STD (Sexually Transmitted Disease).


Well, Saya harus mahfum,

sebab wilayah wisata,

meski saya tidak bisa Claim In General, memang masih banyak menyediakan layanan prostitusi alias Pekerja Seks Komersial.


Namun yang membuat sesak dada saya, adalah tamu-2 (pasien) saya Itu, gadis muda belia, umur belasan tahun yang datang dengan Gonorrhea Dan Chlamydia (sebagian besar).


Waktu itulah saya mengenal dengan apa yang namanya...

"Transaksi Memexk" (Maaf).

Yakni, seorang gadis muda ini menjual dirinya sebagai Pekerja Seks dengan imbalan narkoba. Sedih, tak terasa saya menangis, waktu itu.


Sebagai mantan Reporter “Media Aesculapius”

Selama bersekolah Di FKUI, jiwa Investigasi saya muncul.

Dan... saya kemudian menemukan Fakta Ini,

Bahwa di awal, ABG-2 ini masih sekolah di SD atau SMP, ditawari oleh Bandar untuk menyicipi narkoba (Putauw/Heroin) secara gratis.

Lama kelamaan, ketika mereka mulai ketagihan, mereka tidak lagi bisa mendapatkan gratis, mereka harus bayar.

Sementara harganya makin naik.

Mereka pun tak mampu membelinya, karena  mereka orang miskin ( saya jadi merasa orang kaya (?)

Apa yang kemudian terjadi ?

Mereka ditawarkan jadi Pekerja Seks Komersial alias Pelacur Anak-Anak, dengan imbalannya adalah narkoba (putauw) yang mereka perlukan.

Mendadak dada terasa sesak, saya menangis…

Mengetahui fakta itu.


Saya mulai mendatangi ibu-ibu Pengajian Mingguan,

Bapak Lurah Dan Pak Camat, Pak Danramil, Pak Kapolsek untuk mengadu. Mereka semua seperti angkat tangan.

Ini musti diapakan ?

Tapi apa lacur,...

Si pemilik Klub yang mempekerjakan adik-adik ABG ini,

terlalu kuat, tak ada yang bisa menghentikannya, seperti bigbos Triad di film Hongkong..


Makin hari penderitaan makin bertambah, lebih berat daripada kisah orang Lebak di Jaman VOC,

(seperti yang saya baca di Max Havelaar karangan Multatuli)

Saya merasa itu seperti mengiris hati, saat itu.


Sampai suatu hari,

saya melihat puluhan lelaki Bergamis Putih dan Bersorban datang terburu-buru ke Klub itu. Mereka berdiskusi sesuatu dengan pengelola Klub, dan tiba-tiba,

“BBHUAAAR”... klub dibakar.

Setelah rata dengan tanah, lelaki Bergamis itu kemudian pergi.


Belakangan saya tau,

bahwa lelaki bergamis putih yang memimpin aksi itu adalah Habib Rizieq.

Beliau masih muda saat itu.

Klub itu sempat dibakar 3 kali, setelah dibangun lagi oleh yang empunya 2 kali lagi pasca pembakaran.


Lokasi itu kemudian rata dengan tanah, dan tinggal seonggok saung, yang biasa dipakai untuk melihat sunset di sore hari, di Pulau Sangiang yang misterius.


Beberapa saat, pasca pembakaran, saya dengar Habib ditembak, mobilnya ditembus peluru beberapa lubang, namun Alhamdulillah, beliau selamat.


Sejak saat itu, saya simpati pada Habib Rizieq, serta siapa pun Pria Bergamis dan Bersorban yang mengikuti jalan Beliau.

Mereka adalah Pejuang Kebenaran,

Beliau menyelamatkan gadis-gadis kami, dari perkosaan dan penistaan yang biadab, yang dilakukan oleh orang-2 dewasa berakal dan sadar.


Sampai detik ini, kejadian pembakaran klub maksiat itu masih terus terbayang, dan saya masih ingat, saat gadis-2 menderita di eksploitasi lahir batin, ada seorang lelaki berani mati, yang menyelamatkan mereka.


Menghentikan kezhaliman bukan hal yang mudah, dibutuhkan keberanian dan keikhlasan yang luar biasa, dan Habib Rizieq melakukan hal itu.


Ada yang bilang Habib Takut dipenjara, takut sama Polisi ?

Saya cuma tertawa...

Mati saja beliau berani, dan itu sudah beliau buktikan beratus kali.!


Apakah Habib berambisi jadi penguasa ?

Alhamdulillah, teman tidur saya, (Mantan tetangga Habib dulu di Petamburan) cerita bahwa Si Habib ini anak SMP BETHEL,

Kalau Jum'at jualan Parfum dan Peci di Masjid,

Rumahnya selalu dipakai untuk pengajian beliau itu tidak tertarik dengan kekuasaan.


Saya cerita ini, bukan supaya kamu-kamu yang anti dan benci Habib, terus jadi senang sama Habib, Bukaaaan..

hanya kamu-kamu, kalau ngaku punya akal dan (merasa) Sekolah Tinggi,

Kalau benci dan mau Fitnah, ya kira-kira lah, Jangan Asal !

Aku yakin cepat atau lambat kau bakal kualat..

Sebagai Closing, Habib itu "Ga Perlu Selingkuh" untuk dapat perempuan.

Islam menghalalkan Poligami, dan perempuan yang mau dinikahi Habib juga banyak, ngapain repot-repot bikin dosa.


Yang Mau Fitnah, Mikirlah Pake Akal atau emang gak punya otak ? Dah Gitu Aja !


Di-Copy Dan Edit Dari Tulisan :

By Dr. Ani Hasibuan, Neurologist.

________

Subhanallah...

..

No comments:

Post a Comment