RAHASIA SEBUAH PERTANYAAN
Kehadiran seseorang dalam sebuah seminar atau simposium merupakan hal yang sangat penting dan banyak membawa manfaat. Akan tetapi kehadiran itu juga tidak akan membawa dampak apa-apa jika Anda tidak mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk apa anda datang dalam sebuah seminar.
Jika anda bukan salah satu pemakalah dalam seminar itu, manfaatkan kesempatan anda untuk bertanya pada sesi yang anda hadiri. Saya merasakan bahwa bertanya itu menjadi semacam salam hangat, terutama bagi pembicara/pemakalah yang anda ajukan pertanyaan. Pertanyaan memang sesuatu yang dinanti-nantikan oleh para pemakalah. Jika peserta seminar tidak ada yang bertanya, maka alangkah sedihnya sang pemakalah, karena merasa bahwa apa yang ia sampaikan sepertinya tidak diperhatikan. Pertanyaan adalah menjadi semacam minyak pelumas bagi hubungan anda dan pemakalah. Tentu pertanyaan yang tidak menyudutkan, tetapi pertanyaan yang menhayakan. Jika harus ada saran, sarnlah yang menyenangkan (bukan menyerang).
Pegalaman ini saya rasakan ketika saya berkesempatan menjadi moderator dalam sebuah seminar di kampus tempat saya mengajar, yakni Politeknik Negeri Bali. Seminar itu bukan bidang saya, tetapi akhirnya dijadikan salah satu moderator. Waktu itu ada tiga empat pemakalah. Dua pemakalah membahas tentang pariwisata: satu makalah membahas pariwisata di Bali dan satu makalah tentang pariwisata di Solo Jateng. Pada termin pertanyaan kedua, saya sebagai moderator sudah memberikan kesempatan kepada peserta, akan tetapi tidak ada satupun yang bertanya. Wah, saya sebagai moderator berpikir keras bagaimana caranya saya membangun suasana agar tidak menjadi dingin. Secepat kilat terlintas bahwa sayalah yang harus mengajukan pertanyaan. Alasan pertama, karena tidak ada pertanyaan dari peserta. Kedua, saya berkewajiban mengendalikan suasana. Maka sayalah yang akhirnya bertanya kepada dua pemakalah tentang pariwisata bali dan pariwisata solo. Mak nyus, pertanyaan saya memicu suasana menjadi hidup kembali. Termin ketiga banyak yang mengangkat tangan untuk bertanya. Singkat cerita justru acara itu menjadi molor, karena banyak yang terpicu untuk bertanya.
Ketika saya mengikuti simposium CONAPLIN-7 di UPI Bandung (24-25 November 2014), saya gunakan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan itu lebih banyak sebagai bentuk "salam" agar menciptakan suasana menjadi cair. Pertanyaan saya memang saya kemas agar menjadi semacam "minyak pelumas".
Dan benar, minyak pelumas itu benar-benar menjadikan "mesin" kendaraan menjadi sangat halus dan ringan tarikannya. Saran saya pada pemakalah terakhir menjadikan pemakalah kemudian banyak meminta masukan dari saya. Mereka bahkan kemudian minta kontak person saya.
Sapalah, karena setiap orang ingin disapa. Jangan menunggu anda disapa, tetapi sapalah setiap orang yang anda temui. Seyumlah kepada orang, jangan menunggu mereka tersenyum kepada anda. Kalau mereka tengah membahasa topik yang mereka sajikan, tanyalah tentang toipk yang disajikan. Mintalah saran-saran karena anda berminat untuk mendalami juga topik atau tema yang sedang mereka sajikan. Pasti mereka akan dengan senang hati memenuhi permintaan anda. Coba buktikan. Selamat mengajukan pertanyaan. Itulah rahasia sebuah pertanyaan.
RAHASIA SEBUAH PERTANYAAN
it is not to easy to make a question
ReplyDelete