MUI KABUPATEN BADUNG, BALI
MUI Badung Mendapat kunjungan MUI Kodya dan Wali Kota Kodya Jakarta Utara
MUI Badung Mendapat kunjungan MUI Kodya dan Wali Kota Kodya Jakarta Utara
Kantor Sekretariat MUI Badung, Provinsi Bali |
Sabtu tanggal 8 November 2014, MUI Kabupaten Badung mendapat kunjungan MUI Kodya Jakarta Utara. Kunjungan MUI Kodya Jakarta Utara juga didampingi Wali Kota Kodya Jakarta Utara. Kunjungan ke MUI Badung dan Kampung Muslim di Kabupaten Badung berlangsung dari tanggal 7 sampai dengan tanggal 9 November. Kunjungan ini di samping bertujuan untuk bersilaturahmi dengan jajaran Pengurus MUI Kabupaten Badung, juga dimaksudkan untuk menyerap berbagai macam informasi dari Pengurus MUI Badung dan Kampung Muslim yang ada di Kabupaten Badung terkait dengan pemberdayaan masyarakat muslim serta dalam ranga mempelajari lebih lanjut kendala yang dihadapi dalam proses dakwah di tengah komunitas masyarakat non-muslim. Kunjungan ini diharapkan akan menambah wawasan keumatan dan keulamaan terutama bagi Ulama Kota Administrasi Jakarta Utara.
Ketua MUI Kabupaten Badung, H. Ahmad Shoim, didampingi wakil Ketua H. Abdul Malik, bendahara Umum, H. Sanusi. Hadir mendampingi pula H. Aang Yudi Santoso, H. Qomari, Ust. Muhammad Lutfi, dan Dr. Majid Wajdi, M.Pd.
Ketua MUI Badung (H. Ahmad Shoim, S.Ag, kanan berbatik) dan Ketua MUI Kodya Jakarta Utara (kiri) |
MUI Kodya Jakarta Utara dan Wali Kota juga membuka pintu kunjungan balasan dari MUI Badung kapan saja bisa dilaksanakan. Menurut Ketua Umum MUI Badung, H. Ahmad Shoim, S.Ag, jika nanti diberi kesempatan untuk melakukan kunjungan kerja ke Kodya Jakarta Utara maka akan dilanjutkan dengan kunjungan kerja ke Mesuji, Lampung.
Dalam dialog yang berlangsung sangat akrab dan penuh kekeluargaan, juga terlontar kesulitannya anggota MUI Kodya Jakarta Utara menemui warung, rumah makan atau restoran di Bali, khususnya di Kabupaten Badung, yang tersertifikasi halal MUI. Ada kendala yang agak rumit yang dialami selama ini yang meminta setifikat halal MUI justru pemilik rumah makan yang agak sulit tersertifikasi. Rumah Makan Haji Akbar, misalnya, karena merasa menjual makanan yang halal justru tidak bersedia mencari sertifikat halal. Sebaliknya, rumah makan yang sulit untuk dibuatkan sertifikat halal mah mendaftar agar mendapatkan sertifikat halal.
Dialog MUI Badung, Bali & MUI Kodya Jakut, & Wali Kota Kodya Jakut |
Berkenaan dengan rumah potong hewan (RPH) di Bali juga ditanyakan bagaimana proses pengolahnnay apakah memiliki nilai kehalalan atau tidak. Untuk RPH resmi milik pemerintah memang tidak perlu dihawatirkan. Akan tetapi RPH tak resmi yang disinyalir bertebaran di kampung-kampung yang sulit untuk dikontrol.
Pengurus MUI Badung, Bali menerima kunjungan MUI dan Wali Kota Kodya Jakarta Utara. Foto bersama sebelum meninggalkan kantor MUI Badung di Kompleks Masjid Nurul Huda, Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali |
MUI Kodya Jakut juga kagum dengan toleransi ummat beragama di Kabuapaten Badung, khususnya, dan di Provinsi Bali. MUI Kodya Jakut juga mengagumi Kompleks tempat ibadah di Kabupaten Badung seperti Kompleks Tempat Ibadah Puja Mandala di Kampial Nusa Dua. Mereka mengagumi karena ada lima temapt ibadah yang berdiri berdampingan di situ, yakni Masjid, Gereja Katholik, Gereja Protestan, Pura tempat ibadah umat Hindu, dan Vihara.
Kekaguman MUI Kodya Jakut terhadap model Kompleks Tempat Lima Agama menginspirasi MUI Kodya Jakut menirunya untuk diterapkan di Kota Administasi Jakarta Utara.
masjid nurul huda tuban, ngurah rai bali |
masjid nurul huda tuban, ngurah rai bali |
MUI KABUPATEN BADUNG, BALI
selamat mendokumentasikan kegiatan. foto, tulisan singkat dll bisa jadi menjadi catatan sejarah di masa yad
ReplyDelete